
Siapa yang tidak mengenal cacing tanah? pasti sebagian besar dari kita khususnya masyarakat Indonesia pasti sudah tahu atau setidaknya pernah mendengar hewan tak bertulang belakang (invertebrata) satu ini. Tetapi bagaiman kalau ternak cacing tanah? pasti banyak yang belum tahu, gimana mau ternak mendengarnya saja langsung terbayang hewan ini menggeliat-menggeliat, hehe.. Padahal cacing tanah mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi loh untuk dibudidayakan secara intensif. Bagi sobat budidaya yang penasaran ingin tahu cara budidaya cacing tanah, artikel kami kali ini akan menjawab semua rasa ingin tahu sobat budidaya. Yuk kita kemon..
Estimasi waktu baca: 10 menit
Cacing tanah memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi hal ini disebabkan banyaknya manfaat yang terdapat pada hewan yang terkesan menjijikkan bagi sebagian orang ini. Permintaan akan cacing tanah hampir tidak pernah berkurang dengan harga yang juga relatif stabil. Selain itu, target pasar budidaya cacingng tanah pun cukup luas karena bukan hanya digunakan sebagai pakan alami hewan peliharaan seperti burung, ikan dan hewan ternak saja tetapi cacing di gunakan sebagai umpan pancing, bahan obat-obatan, dan juga kosmetik.
Produk yang dihasilkan dari budidaya cacing tanah sendiri adalah cacing tanah hidup dan kascing (bekas cacing) sebagai tambahan yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Sekilas tentang cacing tanah

Cacing tanah sangat berperan penting dalam mempertahankan struktur fisik dan kimia tanah sehingga aerasi, kesuburan dan penyerapan nutrisi tanah akan menjadi lebih baik. Selain itu seperti halnya ulat maggor BSF, cacing tanah juga merupakan agen pengurai (dekomposer) yang sangat baik.
Hewan tingkat rendah (invertebrata) ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 72-84,5%, lemak kasar 7%, kalsium 0,55%, fosfor 1%, dan serat kasar sebesar 1,08%. Hal ini adalah salah satu sebab cacing tanah menjadi pakan alami maupun tambahan hewan peliharaan dan hewan ternak yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan akan protein.
Cara budidaya cacing tanah
Cara budidaya cacing tanah relatif mudah, inti dari ternak cacing tanah adalah terletak pada media budidaya, lokasi dan pengecekan rutin media. Ketiga faktor itu sangat memegang peranan penting dalam ternak cacing tanah agar tidak mengalami kegagalan ketika beternak cacing tanah.
Berikut ini cara budidaya cacing tanah :
1. Persiapan lokasi
Lokasi yang cocok untuk budidaya cacing tanah adalah lokasi yang tidak langsung terkena cahaya matahari (sedikit gelap) hal ini dikarenakan cacing tanah cukup sensitif terhadap cahaya dan cenderung menjauhi sumber cahaya. Pastikan tempat ternak cacing tanah tidak langsung terkena air hujan sehingga tempat ternak cacing tanah membutuhkan atap atau naungan yang baik. Selain itu cacing juga menyukai lokasi yang lembab, kelembaban optimal untuk budidaya cacing tanah adalah antara 15%-30%.
2. Persiapan wadah atau tempat budidaya cacing tanah
Wadah untuk budidaya bisa sobat budidaya manfaatkan dari papan, bambu, triplek, kayu, terpal, dan juga kotak plastik bekas buah. Beri bagian dasar wadah dengan karung goni dan pastikan tidak ada celah yang memungkinkan cacing untuk keluar dari wadah.

Meskipun pada dasarnya sobat budidaya bisa memanfaatkan bahan apa saja yang ada, namun kotak buah bekas kelengkeng (seperti gambar), sangat baik digunakan sebagai wadah budidaya cacing tanah. Dengan kotak buah ini sobat budidaya tidak perlu lagi repot membuat rak-rakan karena bisa disusun secara vertikal sehingga mudah dalam penggunaan dan efisien tempat. Untuk menghemat pengeluaran sobat budidaya bisa membeli bekas yang banyak di jual di pasar-pasar buah di sekitar sobat budidaya tinggal.
Persiapan media budidaya
Seperti yang pernah dikatakan sebelumnya, media merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya cacing tanah. Berikut ini beberapa media yang baik digunakan untuk ternak cacing tanah :
- Tanah 50% + 50% bahan organik yang sudah terfermentasi seperti limbah dapur, sampah organik, kotoran sapi, pupuk kompos, dan pupuk kandang. Pastikan bahan organik yang digunakan sudah terfementasi.
- Baglog bekas budidaya jamur tiram. Menurut kami, ini adalah pilihan terbaik untuk media budidaya cacing tanah. Selain di dalam baglog sudah ada nutrisi yang mencukupi sobat budidaya juga bisa langsung menggunakan baglog bekas jamur tiram tanpa perlu mencampurkannya dengan media lainnya. Sehingga sangat mudah dalam penggunaannya. Sobat budidaya bisa membeli baglog di petani-petani jamur tiram, biasanya mereka secara rutin mengganti baglog yang lama dengan baglog yang baru sehingga baglog yang lama tidak terpakai dan terbuang percuma. Sobat budidaya bisa memanfaatkannya.
Media budidaya yang baik untuk digunakan adalah media yang mempunyai pH antara 6,5 – 7,5 dengan suhu 20 0C dan kadar air 30% – 40%%.
Tips : Media yang baik adalah media yang lembab tapi tidak basah apalagi becek. Cek media dengan cara mengepalnya, media yang baik jika di kepal dengan tangan maka media tidak mengeluarkan air dan ketika kepalan di lepas media akan buyar (tidak menggumpal)
Memasukkan media ke wadah atau tempat budidaya
Setelah wadah dan media sudah siap, kemudian masukkan media yang sudah di persiapkan kedalam wadah dengan ketinggian media 15-20 cm.
Persiapan bibit cacing tanah
Kalau sobat budidaya memulai usaha budidaya dari kecil atau ingin uji coba terlebih dahulu, sobat budidaya bisa mendapatkan bibit cacing dari alam. Namun untuk budidaya cacing tanah intensif, skala lebih besar atau untuk tujuan komersil cara ini kurang efektif. Untuk itu sobat budidaya bisa mendapatkan bibit cacing tanah dengan membeli dari peternak cacing yang sudah ada.
Sedangkan untuk jenis cacing, sobat budidaya bisa pilih tergantung target pasar yang sobat budidaya tuju. 4 Jenis cacing yang paling banyak dibudidayakan baik ciri-ciri dan pemanfaatannya sudah kami bahas secara lengkap di artikel cacing tanah, semua yang perlu kamu tahu.
Penebaran bibit cacing tanah
Setelah bibit cacing siap, saatnya penebaran bibit. Tebar bibit cacing di permukaan media dengan kepadatan 4 kg media : 1 kg cacing. Amati cacing + 12 jam, kalau media yang sobat budidaya gunakan cocok maka cacing tanah akan masuk kedalam media dengan sendirinya sedangkan kalau tidak cacing tanah akan berusaha keluar dari wadah/tempat budidaya. Jika ini terjadi, sobat budidaya bisa mengganti media dengan yang baru.
Beberapa faktor penyebab yang banyak terjadi adalah sebagai berikut :
- Media belum terfermentasi dengan sempurna (belum matang),
- Media terlalu kering, dan
- Media terlalu basah
Sampai di sini maka cara budidaya cacing tanah sudah bisa dikatakan selesai, hanya tinggal dilanjutkan perawatan harian sampai pemanenan
Perawatan rutin
Perawatan cacing tanah sangat mudah. Perawatan rutin dalam budidaya cacing tanah meliputi pemberian makan, pengontrolan media, dan pencegahan hama penyakit.
1. Pemberian makan
Makanan yang dapat diberikan adalah sampah organik yang sudah mulai membusuk/terfermentasi. Sampah organik dapat berupa limbah dapur, sayur-sayuran, pupuk kandang, pupuk kompos, kotoran sapi dan ampas tahu.
Cara fermentasi makanan cacing tanah :
- Jika menggunakan limbah sayuran, cacah-cacah terlebih dahulu limbah sayuran menjadi potong-potongan kecil.
- Masukkan semua bahan kedalam ember.
- Tuangkan em4 secukupnya.
- Tambahkan molase/tetes tebu/larutan gula.
- Aduk rata bahan kemudian tutup ember.
- Diamkan selama 4 hari
- Jika fermentasi berhasil maka hasil fermentasi tidaklah tidak berbau busuk melain sedikit berbau asam.
Sedangkan cara pembuatan pupuk kandang dan pupuk kompos bisa sobat budidaya baca di artikel kami sebelumnya : cara pembuatan pupuk kandang dan cara pembuatan pupuk kompos.
Jumlah pemberian makan sebanyak 50% dari berat bibit yang ditebar. Jadi kalau kita tebar sebanyak 1 kg bibit cacing maka jumlah makanan yang dibutuhkan sebanyak 500 gr. Cara pemberian cacing dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu menimbun makanan ke dalam media atau dengan cara menabur makanan di atas permukaan media. Pemberian makanan tidak perlu sering-sering, cek apakah media masih ada makanannya atau sudah habis. Biasanya makanan akan habis setelah 2-4 hari. Sobat budidaya tidak perlu memberikan makanan terlebih dahulu jika makanan yang sebelumnya masih tersisa (belum habis).
2. Pengecekan media

Pengecekan media perlu di lakukan setiap hari, pengecekan media sangat penting untuk mengetahui kelembaban media apakah masih cukup lembab atau tidak dan untuk penggantian media.
Jika dirasa media sudah kurang lembab atau kering, sobat budidaya perlu melakukan penyemprotan air ke media. Pastikan media tidak menjadi basah dan becek yang dapat berakibat fatal pada usaha budidaya cacing tanah yang sobat budidaya lakukan.
Tips : Untuk menjaga kelembabab media, sobat budidaya bisa menambahkan cacahan batang (gedebog) pisang. Gedebog pisang cukup efektif mempertahankan kelembaban media, selain itu juga ketika gedebog pisang mulai membusuk bisa menjadi tambahan makanan cacing.
Penggantian media juga perlu dilakukan jika media yang digunakan sudah dipenuhi kascing. Kascing atau bekas cacing adalah kotoran cacing yang biasanya ada permukaan media berwarna kehitaman dan banyak mengandung unsur hara. Kascing yang terlalu banyak dapat mengurangi produktivitas bahkan dapat mengurangi populasi cacing yang sudah ada. Oleh karena itu penggantian media sangatlah penting.
Kascing adalah hasil sampingan dalam budidaya cacing tanah.
3. Pengendalian hama penyakit
Hama penyakit yang biasa ada pada ternak cacing tanah adalah semut, tikus, dan ayam. Jadi pastikan lokasi budidaya terhindar dari jenis binatang tersebut. Untuk menghindari semut naik ke atas rak wadah budidaya, sobat budidaya bisa memberikan baskom berisi air di kaki-kai rak. Selain itu, sobat budidaya juga bisa memberikan kain yang sudah dibasahi oli di setiap kaki rak-rakan.
Pemanenan
Pemanenan cacing tanah dapat dilakukan setelah 3-4 bulan tergantung usia bibit cacing yang digunakan.
Cara pemanenan cacing dapat dilakukan dengan cara :
- Keluarkan media dari wadah.
- Tumpuk media menjadi berbentuk piramid.
- Beri cahaya media tersebut dengan alat penerangan seperti lampu atau senter. Cacing akan berusaha masuk lebih dalam ke dasar media.
- Kurangi sedikit demi sedikit media dimulai dari yang paling atas, begitu selanjutnya sehingga tersisa sedikit media dan cacing tanah pada bagian bawah.
Kesimpulan
- Cacing tanah sangat memiliki potensi untuk di budidayakan secara intensif dan peluang pasarnya pun sangat terbuka.
- Harga cacing tanah relatif stabil dan cukup tinggi jika dibandingkan dengan cara budidaya cacing tanah yang relatif mudah. Ketika artikel ini terbit (23 Juli 2022) harga cacing tanah berkisar antara Rp. 70.000 – Rp. 120.000 tergantung daerah.
- Cara budidaya cacing tanah relatif mudah.
- Faktor hambatan utama dalam beternak cacing tanah adalah pembuatan media yang cocok untuk cacing. Dan juga sering lalai dan malasnya peternak mengecek secara rutin dan mengganti media cacing.
- Hasil yang didapatkan dari budidaya cacing tanah dapat berupa cacing tanah hidup maupun olahan tepung dan kascing.
- Target pasar cukup luas, seperti kios pakan hewan peliharaan, kolam-kolam pemancingan, peternak burung kicau, peternak ikan konsumsi, penghobi memancing. Selain itu untuk peternakan skala besar dengan kualitas hasil yang terjaga dapat mensasar target industri farmasi dan kosmetik.
- Kalau sobat budidaya masih kesulitan dalam mengembangkan pasar, sobat budidaya juga dapat memadukan usaha budidaya cacing dengan budidaya belut. Sobat budidaya dapat memberikan cacing sebagai pakan alami belut, sehingga dapat menghemat pengeluaran pakan belut.
Nah itulah cara budidaya cacing bagi pemula. Bagaimana sobat budidaya berminat mencoba? Terima kasih sudah mengunjungi situs web carabudidaya.xyz dan semoga bermanfaat. Wassalam
Kami juga dapat diakses melalui Google News dan Whatsapp channel