Cara Menanam Jahe Merah Di Lahan Terbuka

Cara budidaya menanam jahe merah di lahan terbuka

Jahe merah adalah salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia, kebutuhan akan jahe merah baik untuk pasar dalam negeri dan luar negeri pun sangat tinggi. Tak heran, pasalnya jahe merah memiliki banyak sekali manfaat, bukan hanya sebagai bahan rempah-rempah saja tapi juga sebagai bahan baku obat-obatan herbal ataupun tradisional. Untuk menghasilkan produk rimpang jahe merah yang berkualitas budidaya jahe merah merah haruslah dilakukan berkesinambungan dan optimal dengan memperhatikan cara menanam jahe merah yang sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO). Untuk itu carabudidaya.xyz kali ini akan mencoba memberikan panduan cara menanam atau budidaya jahe merah di lahan terbuka yang sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO). Simak sampai habis ya..

Estimasi waktu baca: 11 menit

Peluang usaha budidaya jahe merah

Peluang budidaya jahe merah masih sangat terbuka mengingat kebutuhan akan jahe merah terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada tahun 1993 indonesia adalah eksportir terbesar untuk komoditas jahe namun berbanding terbalik dengan meningkatnya permintaan akan komoditas jahe, nilai ekspor Indonesia untuk komoditas ini terus mengalami penurunan. Tercatat pada tahun 2007, Indonesia berada pada peringkat ke-14 negara pengekspor terbesar di Dunia. Bahkan dilansir dari cnnindonesia.com, pada tahun 2020-2021 Indonesia mengimpor jahe 24,4 ribu ton jahe. Meskipun banyak pro dan kontra bahwa stok jahe masih mencukupi akan kebutuhan di dalam negeri.

Hal ini tentu saja merupakan peluang besar untuk usaha budidaya jahe khususnya jahe merah seperti yang kita bahas kali ini. Apalagi mengingat Indonesia mempunyai kondisi lahan yang sangat ideal untuk dijadikan sebagai lahan budidaya jahe merah secara luas dan berkesinambungan. Karena pada dasarnya jahe adalah tanaman tropis dan tumbuh dengan baik daerah khatulistiwa. Namun sayangnya sebagai salah satu negara agraris, kekayaan sumber daya alam (SDA) yang kita miliki tidaklah di imbangi dengan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang ada, kurang minatnya anak-anak muda yang mempunyai wawasan dan inovasi di bidang pertanian inovatif salah satu penyebabnya.

Dibutuhkannya daya tarik yang lebih dan peran pemerintah untuk mendorong anak-anak muda untuk kembali dan membangun desa ketimbang menjadi karyawan selepas menempuh pendidikan tinggi.

Kenapa harus jahe merah?

Lalu kenapa yang kami bahas adalah jahe merah? pada dasarnya semua jenis jahe memiliki nilai ekonomis tinggi untuk dibudidayakan secara luas dan intensif. Namun, jahe merah adalah salah satu varietas (sub spesies) jahe dari sekian banyak jenis jahe yang paling banyak dimanfaatkan serta memiliki harga yang relatif tinggi dan stabil. Bukan saja untuk bahan rempah-rempah tapi jenis jahe ini juga yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional, jamu dan herbal.

Hal ini tidak terlepas dari kandungan yang dimiliki oleh jahe merah. Jahe merah mempunyai nilai kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi sebesar 4%, selain itu jahe yang memiliki rimpang berwarna merah dengan bau yang cukup tajam ini juga memiliki kandungan oleosin, gingerol, shogaol, dan zingeon.

Jahe merah

Dilansir dari halaman wikipedia.com, jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) yang biasa juga dikenal dengan nama jahe beureum di jawa barat ini adalah tanaman perkebunan yang tergolong dalam tanaman temu-temuan (zingiberaceae). Masih di halaman yang sama, jahe banyak dipasarkan dalam bentuk jahe mentah (segar), awetan jahe, bubuk jahe, dan oleoresin. Baca juga : Cara budidaya bawang merah dari biji di lahan terbuka.

Baca Juga :  Cara Merawat Strawberry Agar Berbuah Lebat

Cara menanam jahe merah

Cara budidaya menanam jahe merah di lahan terbuka
Perkebunan jahe (daihatsu.co.id)

Cara menanam jahe merah membutuhkan tahapan-tahapan budidaya yang baik dan benar supaya meghasilkan kualitas jahe merah yang tinggi dengan cara efisien dan efektif. Tahapan cara menanam jahe merah di lahan terbuka meliputi persiapan lokasi, pembibitan, pengolahan lahan, perawatan, dan pemanenan.

Oh ya, panduan dalam artikel ini lebih ditujukan untuk menanam jahe di lahan terbuka dengan skala cukup besar, kalau sobat budidaya ingin menanam jahe merah di pekarangan rumah atau skala lebih kecil sobat budidaya bisa membaca artikel “cara menanam jahe merah di polybag

Berikut ini tahapan-tahapan cara menanam jahe merah secara lebih detil :

Persiapan lokasi

Lokasi yang baik untuk digunakan sebagai lokasi budidaya jahe merah adalah lokasi yang memenuhi syarat tumbuh optimal tanaman jahe merah.

Syarat tumbuh optimal tanaman jahe merah adalah sebagai berikut :

  • Ketinggian tempat 300 – 900 mdpl

Jahe tumbuh optimal di dataran rendah dengan suhu relatif panas. Meskipun jahe merah juga dapat di tanam di dataran tinggi dengan suhu yang relatif dingin namun hasil yang didapatkan tidak seoptimal jika di tanam di daerah dataran rendah. Semakin dingin maka tanaman jahe membutuhkan waktu pemanenan yang lebih lama.

  • pH tanah 6,8 – 7,4

Untuk sobat budidaya yang mempunyai lahan cenderung asam (pH rendah) dapat memberikan kapur dolomit atau kapur pertanian sebanyak 0,5 – 3 ton/ha. tergantung tingkat keasaman lahan.

  • Intensitas cahaya matahari 70-100%
  • Tekstur tanah lempung sampai liat berpasir
  • Drainase tanah baik

Pembibitan dan penyemaian bibit

Pemilihan bibit adalah satu faktor penting dalam cara menanam jahe merah. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi maka bibit yang digunakan haruslah bibit yang mempunyai mutu genetik dan fisik baik.

1. Pembibitan

Berikut ini beberapa syarat bibit jahe merah yang baik :

  • Bahan bibit diambil langsung dari kebun bukan dari pasar dengan cara ini sobat budidaya bisa memastikan umur dan kualitas bibit jahe merah yang digunakan.
  • Seleksi bibit sebaiknya sudah dimulai ketika masih tanaman di kebun ataupun di lahan budidaya dan dipilih dari tanaman yang terbaik.
  • Tanaman jahe yang digunakan bebas dari penyakit.
  • Berumur minimal 10 bulan dan mempunyai minimal 2-3 mata tunas dengan bobot 20-40 gr.
  • Tidak ada cacat fisik seperti terpotong dan tergores.

Kebutuhan bibit jahe merah + sebanyak 1-1,5 ton/ha.

2. Penyemaian bibit

Bibit jahe merah sebelum di tanam di lahan terbuka sebaiknya disemaikan terlebih dahulu sampai tumbuh tunas. menunggu kesiapan bibit untuk di tanam dan pertumbuhan tanaman yang seragam. Pada umumnya penyemaian bibit jahe merah dapat dilakukan dengan 2 media yaitu peti kayu dan bedengan.

Berikut ini penjelasan secara lengkap 2 cara (media) penyemaian bibit jahe merah :

Penyemaian peti kayu
  • Rimpang jahe di jemur terlebih dahulu (tidak sampai kering)
  • Simpan rimpang jahe (bibit) selama 1-1,5 bulan.
  • Potong bibit hingga setiap potongan memilikiminimal 2-3 mata tunas.
  • Jemur kembali selama 0,5 – 1 hari.
  • Masukkan kedalam karung yang mempunyai pori-pori cukup besar, lalu celupkan kedalam larutan fungisidan dan zat pengatur tumbuh (zpt) selama + 1 menit.
  • Masukkan kedalam peti kayu selapis demi selapis dengan memberi sekam padi/abu gosok di antara masing-masing lapisan.
  • Lapisan bibit bagian atas kemudian ditutupi dengan sekam padi/abu gosok.
  • Setelah 2-4 minggu bibit jahe sudah mulai bisa disemai
Baca Juga :  Cara Menanam Semangka di Polybag Dari Biji
Penyemaian pada bedengan
  • Buat rumah penyemaian sederhana. Untuk bibit sebanyak 1 ton diperlukan ukuran rumah penyemaian sebesar + 8 m x 10 m.
  • Buat bedengan di dalam rumah penyemaian dari jerami setinggi 10 cm.
  • Tumpuk bibit selapis demi selapis dengan diberi jerami antar lapisan.
  • Tumpuk bibit hingga didapat 4 lapisan bibit jahe merah, kemudian tutup bagian atas dengan jerami kembali.
  • Setelah 2 – 4 minggu bibit biasanya sudah mulai bertunas.

Untuk memastikan tidak adanya ancaman penyakit, sebelum ditanam bibit sebaiknya kembali dicelupkan kedalam larutan fungisida selama 8 jam kemudian di kering anginkan selama 2-4 jam.

Pengolahan lahan

Cara menanam budidaya jahe merah di lahan terbuka
Ilustrasi (pixabay.com)

Cara menanam jahe merah di lahan terbuka selanjutnya adalah pengolahan lahan. Pengolahan lahan meliputi persiapan lahan, pembuatan bedengan dan lubang tanam serta pemberian pupuk dasar pada lahan.

Persiapan lahan

Untuk mendapatkan hasil budidaya jahe merah yang baik dan berkualitas tentu saja perlu dilakukan persiapan lahan sebelum masa tanam. Persiapan lahan dimaksudkan supaya lahan nantinya siap untuk ditanami bibit jahe merah yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Persiapan lahan meliputi penggemburan, pembersihan lahan dari gulma, ranting, cabang, pembuatan bedengan dan lubang tanam.

Penggemburan lahan dan pembersihan lahan dari gulma, ranting dan cabang dapat dilakukan dengan cara menggarpu maupun mencangkul. Jika lahan yang digunakan termasuk lapisan olah tipis pastikan tidak mencangkul atau menggarpu terlalu dalam.

Untuk lahan dengan kemiringan cukup tajam disarankan untuk membuat teras bangku untuk meminimalisir pencucian lahan yang cukup tinggi.

Pembuatan bedengan dan lubang tanam

Setelah lahan digemburkan dan dibersihkan dari gulma dan kotoran. Selanjutnya pembuatan bedengan dan pembuatan lubang tanam pada bedengan. Buat bedengan dengan ketinggian + 30 cm, dan untuk lahan miring buat bedengan searah lereng. Kemudian buat lubang tanam pada bedengan dengan kedalaman 5 – 10 cm dengan jarak tanam 60 x 40 cm.

Pemberian pupuk dasar

Pupuk dasar bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tanaman akan unsur hara pada masa-masa awal periode tanam. Pupuk dasar dapat berupa pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha yang diberikan 2-4 minggu sebelum penanaman. Baca juga : Cara membuat pupuk kandang.

Penanaman

Setelah pengolahan selesai, cara menanam jahe merah di lahan terbuka selanjutnya adalah penanaman. Menanam bibit jahe merah sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. Tanam bibit jahe merah kedalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan, pastikan agar mata tunas atau tunas menghadap keatas supaya tidak menghambat pertumbuhan tunas jahe merah.

Pemeliharaan

Supaya tanaman jahe merah dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan jahe merah yang banyak dan berkualitas pemeliharaan rutin harus sobat budidaya lakukan. Kontrol secara rutin, sehingga sobat budidaya dapat cepat mengambil keputusan ketika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan. Pemeliharaan budidaya jahe merah meliputi penyiangan gulma, pembumbunan, penyulaman, pemberian pupuk susulan, dan pengendalian hama penyakit.

Penyiangan gulma

Ini adalah rutinitas harian, terlihat sepele tapi efeknya cukupnya besar. Banyak petani yang meremehkan hal ini. Padahal gulma yang tumbuh disekitar tanaman jahe merah dapat menjadi kompetitor dalam mendapatkan unsur hara. Alhasil unsur hara yang harusnya kita persiapkan hanya untuk tanaman jahe merah harus dibagi dengan tanaman gulma. Kalau ketersediaan gulma tercukupi tentu tidak menjadi menjadi masalah tapi bagaimana jika unsur hara ketersediaannya terbatas?

Baca Juga :  Cara Budidaya Vanili Untuk Pemula Agar Cepat Berbuah

Untuk mengurangi intensitas gulma, sobat budidaya juga bisa menggunakan mulsa tebal dari jerami ataupun sekam.

Pembumbunan

Pembumbunan adalah kegiatan menguruk kembali bedengan yang sudah terbentuk, hal ini dikarenakan bedengan akan habis terkikis air hujan ataupun faktor lainnya. Pembumbunan bertujuan supaya drainase selalu terawat dan rimpang selalu terjaga di dalam tanah.

Tidak ada waktu yang pasti untuk pembumbunan, intinya adalah sobat budidaya harus rajin mengontrol keadaan tanaman dan lahan budidaya. Namun biasanya, pembumbunan perlu di lakukan setelah tumbuh rumpun dengan jumlah 4-5 anakan.

Penyulaman

Penyulaman adalah mengganti bibit yang tidak tumbuh dengan bibit jahe merah cadangan. Penyulaman dapat di lakukan setelah umur 30 – 45 HST (hari setelah tanam).

Pemupukan susulan

Berikut ini tabel pemupukan susulan berdasarkan umur tanaman :

Umur Tanaman Jahe Merah

Jenis Pupuk dan Dosis

1 Bulan

Urea 400 - 600 kg/ha, 1/3 dosis

2 Bulan

Urea 400 - 600 kg/ha, 1/3 dosis

3 Bulan

Urea 400 - 600 kg/ha, 1/3 dosis

4 Bulan

Pupuk kandang, 20 ton/ha

Pengendalian hama dan penyakit

Masalah hama yang paling sering ditemui pada budidaya tanaman jahe adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae).

Masalah penyakit terbesar pada tanaman jahe adalah bakteri layu (Ralstonia solanacearum) yang dapat menyebabkan busuknya rimpang, Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae) dan kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang serta cendawan (Phyllosticta sp.) yang menyebabkan bercak pada daun. Tindakan mencegah hama ini adalah dengan menyemprotkan fungisida segera ketika terlihat adanya serangan.

Selain itu, penyakit yang juga sering menimpa tanaman jahe adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri layu (Ralstonia solanacearum) yang dapat menyebabkan busuknya rimpang. Hingga saat ini belum ada tindakan yang benar-benar dapat mengatasinya.

Yang terpenting dalam pengendalian hama dan penyakit pada budidaya tanaman jahe merah adalah pencegahan dan pengawasan rutin perkebunan jahe merah. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan bibit yang sehat, lahan sehat, perlakuan pada benih (fungisida dan antibiotik), pergiliran tanaman dan pembuatan irigasi.

Rotasi lahan perlu dilakukan setelah 2 kali berturut-turut periode tanam. Hal ini untuk mencegah penularan penyakit dan gejala allelopati

Pemanenan

Untuk tujuan komersil/pemasaran jahe merah dapat dapat dipanen setelah 6 – 10 bulan, sedangkan untuk tujuan digunakan pembibitan selanjutnya dapat dipanen setelah 10-12 bulan. Jika cara menanam jahe merah di lakukan secara tepat dan sesuai dengan cara anjuran maka dapat diproyeksikan jumlah dapat diperoleh rimpang jahe merah segar mencapai 22 ton/ha.

Menurut standar perdagangan, mutu rimpang jahe dapat di bedakan menjadi 3 kategori mutu. Berikut ini tabel syarat masing-masing mutu menurut standar perdagangan.

Kategori

Standart Mutu

Mutu I

1. Bobot > 249 g/rimpang

2. Kulit tidak terkelupas

3. Tidak mengandung benda asing dan kapang

Mutu II

1. Bobot 150 - 249 g/rimpang

2. Kulit tidak terkelupas

3. Tidak mengandung benda asing dan kapang

Mutu III

1. Bobot sesuai hasil analisis 

2. Kulit yang terkelupas maksimum 10%

3. Benda asing maksimum 3%

4. Kapang maksimum 10%

Nah itulah cara menanam atau budidaya jahe merah di lahan terbuka. Apakah sobat budidaya tertarik mencoba? Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat untuk sobat budidaya semua. Jangan lupa kunjungi terus carabudidaya.xyz yaa….

Kami juga dapat diakses melalui Google News dan Whatsapp channel
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments